Standarisasi Preparat Farmakognosi

Preparat farmakognosi berdasarkan materia medika Indonesia memuat parameter mutu bahan baku yang mencakup parameter spesifik meliputi organoleptik, makroskopik, mikroskopik, serta parameter nonspesifik terdiri atas kadar abu total, kadar abu larut air, kadar abu tidak larut asam, kadar air, susutpengeringan, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, dan  profil kandungan kimia.

Mari simak video berikut!

https://youtu.be/ljk7WBFCgYM

Menit ke 02.20 - 04.22

Komentar

  1. standarisasi adalah rangkaian proses yang melibatkan berbagai metode analisis kimiawi berdasarkan data farmakologis melibatkan analisis fisik dan mikrobiologi pertanyaan saya apa saja aspek parameter dari analisis fisik dan mikrobiologi yang mempengaruhi keamanan konsumen dan stabilitas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Aspek parameter spesifik: berfokus pada senyawa atau golongan senyawa
      yang bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologis. Analisis kimia yang
      dilibatkan ditujukan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif terhadap senyawa
      aktif.
      2. Aspek parameter non spesifik: berfokus pada aspek kimia, mikrobiologi dan
      fisis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan stabilitas missal
      kadar logam berat, aflatoksin, kadar air.

      Hapus
  2. simplisia sebagai bahan baku obat tradisional, berupa tanaman atau bagian tanaman obat wajib mengikuti parameter standar yang tercantum dalam Materia Medika Indonesia atau farmakope herbal Indonesia yang ditetapkan oleh menteri kesehatan pertanyaan saya bagaimana dampak terhadap simplisia jika tidak mengikuti parameter standar yang tercantum?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Simplisia akan menjadi kurang baik terkadang sampai rusak untuk itu dilakukan standarisasi untuk menjaga stabilitas dan keamanan, serta mempertahankan konsistensi kandungan senya- wa aktif yang terkandung dalam simplisia maupun ekstrak.

      Hapus
  3. parameter nonspesifik terdiri atas kadar abu total pertanyaan saya bagaimana cara peentuan kadar abu total dan bagaimana pengaruh kadar abu total terhadap standarisasi preparat farmakognosi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Simplisia dan ekstrak masing-masing sebanyak
      2 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam krus silikat
      yang telah dipijar dan ditara, pijarkan perlahan-lahan
      hingga suhu yang menyebabkan senyawa organik dan
      turunannya terdestruksi dan mengu-ap sampai tinggal
      unsur mineral dan anorganik saja yaitu pada suhu 600 ±
      25°C, dinginkan dan timbang. Kadar abu total dihitung
      terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam % b/b.
      Tujuan dilakukannya pengujian kadar abu adalah
      untuk memberikan gambaran kandungan mineral
      internal dan eksternal yang berasal dari proses awal
      sampai terben-tuknya ekstrak.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan simplisia kulit batang kayu manis

Deskeripsi simplisia dan identitas simplisia

Ikatan pada senyawa karbon